Ziarah Wali Songo

ziarah walisongo pon pes nurul ihsan tahun 2017.

Aula Nurul Ihsan

Alhamdulillah berkat dukuan semua kalangan proses pembuatan Aula Nurul Ihsan telah Mencapai 90%.

Suasana Sarapan Pagi

Suasana sarapan pagi Rombongan ziaroh pondok pesantren Nurul .

Beladiri Cimande

Santri Putra mengikuti latihan bela diri Cimande.

17 Agustus

Para santri berangkat guna melaksanakan Upacara Hari kemerdekaan.

Senin, 17 Februari 2025

Santri Pondok Pesantren Nurul Ihsan Jalani Ujian Hafalan Sekali Duduk



Karangmangu, Plompong, Sirampog, Brebes – 15 Februari 2025
Pondok Pesantren Nurul Ihsan, yang berlokasi di Karangmangu, Plompong, Sirampog, Brebes, kembali menggelar ujian hafalan Al-Qur’an sebagai bagian dari evaluasi rutin bagi para santri. Ujian kali ini menerapkan metode sekali duduk, yang mengharuskan para peserta menyetorkan hafalannya secara penuh tanpa jeda panjang.

Ujian ini menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan santri dalam menjaga hafalan mereka. Dengan berbagai tingkatan hafalan, mulai dari 2 juz, 5 juz, hingga 18 juz, para peserta harus mampu menunjukkan kelancaran dan ketepatan dalam membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an di hadapan para penguji.

 

Santri Capai Hafalan Hingga 18 Juz

Para santri menunjukkan pencapaian luar biasa dalam ujian ini. Ada yang menghafal 4 juz, 15 juz, hingga 18 juz. Dengan format ujian sekali duduk, mereka harus mampu menjaga fokus dan kelancaran hafalan dalam satu waktu.

Salah satu santriwati, Nila nur amalia (17), yang telah menghafal 18 juz, mengaku bahwa ujian kali ini sangat menantang. "Biasanya saya menghafal per sesi, tetapi kali ini harus menyetorkan banyak juz tanpa berhenti lama. Alhamdulillah, dengan bimbingan para ustadzah dan muroja'ah yang konsisten, saya bisa melewati ujian ini," ujarnya.

Selain itu, santri lain, Muhammad Hendra (20), yang telah mencapai 13 juz, merasa bahwa ujian ini sangat bermanfaat dalam menjaga hafalan. "Dengan metode sekali duduk, saya merasa hafalan saya lebih kuat dan terasah. Tantangannya adalah bagaimana tetap fokus dan tidak kehilangan konsentrasi dalam waktu yang lama," katanya.

 

 

Sambutan Pengasuh Pesantren, Gus Uli Hasby

Dalam sambutannya, Gus Uli Hasby, selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ihsan, menekankan bahwa ujian bukanlah tujuan akhir dalam belajar, melainkan bagian dari perjalanan panjang dalam mempelajari memahami dan mengamalkan Al-Qur’an.

"Ujian ini merupakan salah satu proses belajar. Jangan sampai kita belajar hanya untuk ujian, tetapi jadikan belajar sebagai bagian dari kehidupan. Menghafal Al-Qur'an bukan hanya tentang mengingat ayat-ayat, tetapi juga memahami, mengamalkan, dan menjadikannya pedoman dalam kehidupan sehari-hari," ujar beliau.

Gus Uli Hasby juga menambahkan bahwa hafalan yang kuat harus dibarengi dengan kesungguhan hati, niat yang lurus, serta pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Metode Ujian Hafalan Sekali Duduk

Format ujian sekali duduk ini menguji daya ingat, konsentrasi, serta ketahanan mental santri dalam menyelesaikan hafalannya tanpa jeda panjang.

Tahapan ujian meliputi:

  1. Penyetoran Hafalan Langsung – Santri menyetorkan hafalannya secara penuh dalam satu waktu tanpa jeda panjang.
  2. Ujian Acak Ayat – Penguji akan menyebutkan ayat dari berbagai bagian yang telah dihafalkan, dan santri harus mampu melanjutkan bacaan dengan tepat.

Dengan metode ini, santri tidak hanya diuji dari segi hafalan, tetapi juga kesabaran, ketekunan, dan daya tahan dalam menjaga hafalannya.

Dukungan dan Motivasi dari Para Ustaz

Para ustaz di Pondok Pesantren Nurul Ihsan turut memberikan bimbingan serta motivasi kepada santri agar tetap semangat dalam menjalani ujian ini. Ning Farida Su'ada, salah satu pembimbing tahfiz, mengungkapkan bahwa kesuksesan dalam menghafal Al-Qur'an tidak hanya bergantung pada kemampuan mengingat, tetapi juga keistiqamahan dalam mengulang hafalan serta doa yang tulus.

"Santri yang berhasil menghafal Al-Qur’an dalam jumlah banyak biasanya memiliki kedisiplinan yang tinggi dan kebiasaan mengulang hafalan secara rutin. Metode sekali duduk ini membantu mereka untuk semakin memperkuat hafalan," jelasnya.

Penghargaan bagi Santri Berprestasi

Sebagai bentuk apresiasi, Pondok Pesantren Nurul Ihsan memberikan sertifikat tahfiz bagi santri yang berhasil menyelesaikan ujian dengan hasil terbaik. Selain itu, santri yang mencapai hafalan 18 juz mendapatkan penghargaan khusus sebagai motivasi agar mereka terus melanjutkan hafalannya hingga 30 juz.

"Kami berharap para santri tidak berhenti sampai di sini. Hafalan yang telah mereka capai harus terus dijaga dan ditingkatkan, karena menghafal Al-Qur’an adalah proses seumur hidup," ujar Gus Uli Hasby.

Program Lanjutan dan Harapan ke Depan

Ke depan, Pondok Pesantren Nurul Ihsan akan terus mengembangkan program tahfiz, termasuk:
Mukhayyam Al-Qur’an (perkemahan tahfiz) untuk memperkuat hafalan santri.
Program muraja’ah intensif untuk menjaga hafalan yang telah dimiliki.
Pelatihan sanad dan tahsin bagi santri yang ingin mendalami bacaan Al-Qur’an lebih lanjut.

Dengan adanya program ini, diharapkan Pondok Pesantren Nurul Ihsan dapat mencetak generasi Qur’ani yang tidak hanya hafal, tetapi juga memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

 

 

 

Kamis, 02 April 2020

Ketika Nabi Musa mengetahui seorang yang akan menemaninya di surga

Dihikayatkan, bahwa Nabi Musa as. Memohon 
kepada Allah : Ya Tuhan !Tunjakkanlah siapa temanku di surga nanti! Maka Allah memerintahkan : Pergilah kenegeri anu, ke pasar anu, disitulah engkau akan menemui temanmu di surga, ialah seorang pedagang daging. 

Lalu berangkatlah Nabi Musa menuju tempat yang ditunjuk dan tiba di toko si pedagang daging di kala senja.
Dilihatnya si pedagang daging memotong sepotong daging dan memasukkannya dalam sebuah keranjang lalu keluar dari toko dan pulang ke rumah diiringi oleh Nabi Musa. 

Dalam perjalanan berkatalah Nabi Musa padanya : Dapatkah aku bertamu padamu? 
Ya, jawab si pedagang. 
Sesampai mereka di rumah, dimasak dan diolah sepotong daging itu menjadi masakan-sup-yang lezat, kemudian si tuan rumah mengeluarkan sesuatu dari belakang rumahnya sebuah keranjang yang didalamnya terdapat seorang perempuan yang sudah amat tua, lemah dan kurus seakan-akan seperti seekor burung merpati, Dikeluarkannya si orang tua itu dan diberinya beberapa suap makanan sampai kenyang, kemudian dicucikan bajunya, dan sesudah dikeringkan dikenakannya kembali, kemudian digantung keranjang itu, setelah perempuan tua direbahkan kembali di dalamnya. Nabi Musa sambil memperhatikan gerak kedua bibir perempuan tua itu berkata :"Aku melihat kedua bibirnya berdo'a : "Ya Tuhan ! Jadikanlah anakku ini kawan Musa di surga". 
Kemudian si pedagang mengambil ibunya kembali dan diletakan di sanding tiang rumah. Nabi Musa bertanya, apa yang engkau lakukan terhadap orang tuamu? tuan rumah berkata, menjawab Pertanyaan Nabi Musa : perempuan ini adalah ibuku ia sudah begitu lemah, sehingga tidak dapat duduk. 

Lalu nabi Musa pun berkata padanya berbahagia lah engkau sesungguhnya akulah Musa, dan engkaulah kawanku di surga,semoga Allah meringankan penderitaan ibumu demi kemuliaan nama-nama-Nya yang baik dan demi kemuliaan yang termulia diantara segenap makhluk.
(Durori Nasihin)

Rabu, 18 September 2019

Group Hadrah Ponpes Nurul Ihsan wakili kabupaten Brebes dalam POSPEDA VIII tingkat Jawa Tengah

Group Hadroh Putra-Putri Ponpes Nurul Ihsan
Bersama Official kontingen Kabupaten Brebes

Sabtu (14/09/2019) pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren tingkat provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan di pondok pesantren Dar Qur'an Al islamy Kabupaten Tegal berlangsung meriah, penampilan tari kuntulan,group hadroh,tari sufi dan Drumband BANSER sebagai pengiring pengenalan kontingen berhasil menghipnotis para hadirin.

Pembukaan ini juga dihadiri oleh Bupati kabupaten Tegal Umi Azizah yang juga memberikan sambutan. Dalam sambutanya Bupati Tegal ini berpesan kepada seluruh kontingen yang hadir agar tetap menjaga sportifitas serta menjadikan POSPEDA ini sebagai ajang silaturahim pondok pesantren se-Jawa Tengah. Rencananya kegiatan POSPEDA akan  berlangsung 3 Hari terhitung sejak jum'at 13 September.

Salah satu official kontingen Kabupaten Brebes, Ulum maulani megatakan pada POSPEDA kali ini kabupaten Brebes mengirim sebanyak 62 atlit dari perwakilan pondok pesantre se-Brebes untuk mengikuti seluruh cabang yang dilombakan kecuali stand up comedy dan bola api.

"Yang dikirim 62 atlit, karena kita mengikuti seluruh cabang lomba, kecuali Stand Up Comedy sama bola api"

Menurutnya dari sekian cabang perlombaan seni, lomba seni hadroh masih menjadi primadona seperti POSPEDA episode sebelumnya. Karena hampir seluruh kabupaten dan kota se- Jawa Tengah mengirimkan perwakilan. Untuk cabang hadroh kabupaten Brenes mengirimkan 2 group hadroh sekaligus untuk kategori putra dan putri.

Pria yang biasa disapa gus Ulum ini juga menyampaikan, tahun ini group hadroh yang terpilih mewakili kabupaten Brebes adalah group hadroh putra-putri dari Pondok Pesantren Nurul Ihsan Plompong.

"Tahun ini semua (group hadroh) dari Nurul Ihsan Plompong"

Disinggung proses perekrutan atlit, ulum menyatakan penjaringan atlit untuk kabupaten Brebes berdasarkan prestasi yang dimiliki para atlit.

"Waktunya sangat mepet, pemilihan atlit berdasarkan prestasi"

Group Hadroh Ponpes Nurul Ihsan terpilih berdasarkan track record sebagai juara III tingkat karesidenan Pekalongan dan Banyumas.

Selasa, 16 April 2019

Segerakan bertobat,karena Ampuan Alloh sangat luas




Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia adalah tempatnya salah dan dosa.Manusia sebagai makhluk yang terkena beban taklifi (kewajiban) tidak akan luput dari kesalahan dalam ketaatan.

Lupa,lalai,berbuat dosa,kesalahan adalah tabiat manusia secak diciptakannya manusia pertama yaitu nabi Adam AS.


Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
 كل ابن آدم خطاء وخير الخطائين التوابون 
“Semua bani Adam adalah pelaku dosa, dan sebaik-baik pelaku dosa adalah mereka yang bertaubat”. (HR. Tirmidzi)

Allah –Ta’ala- telah menyerukan kepada manusia agar senantiasa bertobat setiap kali melakukan dosa dan jangan menunda-nundanya
 Aloh swt berfirman:
  وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءاً أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُوراً رَحِيماً 
 “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisa’: 110)

Tobat berasal dari kata taba-yatubu yang berarti kembali.Menurt syar’i, tobat berarti kembali dari maksiat menuju taat kepada Alloh swt.
                       

Tobat yang paling besar adalah toba dari kekafira menuju keimanan ,berikutnya tobat dari dosa dosa besar, dan terakhir tobat dari dosa-dosa kecil.

Syarat tobat ada tiga

Pertama , tobat dilakukan dengan ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Alloh,bukan karena ingin dipuji oe orang lain.

Kedua , menyesali dengan sepenuh hati perbuatan maksiat yang telah dilakukannya.

Ketiga , bersungguh-sungguh dalam tobatnya dan tidak mengulangi kesalahan yang lalu.Jika berkurang salah satu dari tiga syarat tersebut maka taubatnya tidak sah
                           
Tobat itu hukumnya wajib dari setiap dosa.Apabila kemaksiatannya ada hubungannya dengan manusia , maka syaratnya menjadi empat hal, tiga syarat di atas dan yang keempat adalah dengan membebaskan diri dari hak sesamanya, jika berupa harta atau yang serupa maka ia kembalikan kepadanya, jika berupa had tuduhan (keji) atau yang serupa maka dengan cara mempersilahkan kepadanya untuk membalas atau meminta maaf darinya, dan jika berupa ghibah maka meminta untuk dihalalkan darinya. Dan diwajibkan untuk bertaubat dari semua dosa, dan jika bertaubat hanya dari sebagian dosa maka taubatnya tetap sah –menurut pendapat yang benar- dari dosa yang ia bertaubat darinya, dan dosa lainnya (yang ia belum bertaubat darinya) maka tetap utuh”.

Atas dasar itulah maka jika semua syarat tersebut terpenuhi pada diri orang yang bertaubat, maka taubatnya lebih memungkinkan untuk diterima dengan izin Allah –Ta’ala-, dan tidak selayaknya setelah itu terganggu dengan perasaan was-was bahwa taubatnya tidak diterima; karena hal itu berasal dari syetan dan bertentangan dengan yang disampaikan oleh Allah –subhanah- dan diberitakan oleh Rasul-Nya –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang penerimaan taubat jika pelakunya jujur dan ikhlas dalam taubatnya.


Sebagaimana Dia juga membuka pintu taubat kepada orang-orang munafik yang mereka itu lebih buruk dari orang-orang kafir yang menyatakan kekafirannya dengan nyata, seraya berfirman:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرا * إِلا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْراً عَظِيماً 
 “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar”. (QS. An Nisa’: 145-146)
Dan dari Abu Hamzah Anas bin Malik Al Anshari –radhiyallahu ‘anhu- pembantu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
  لله أفرح بتوبة عبده مِنْ أحدكم سقط عَلَى بعيره وقد أضله في أرض فلاة
 “Allah sangat bahagia dengan taubatnya hamba-Nya dari pada salah seorang dari kalian yang terjatuh dari ontanya dan kehilangan onta tersebut di tanah padang”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
Dan di dalam riwayat Muslim: 2747 disebutkan:
  لله أشد فرحا بتوبة عبده حين يتوب إليه مِنْ أحدكم كان عَلَى راحلته بأرض فلاة فانفلتت مِنْه وعليها طعامه وشرابه ، فأيس منها فأتى شجرة فاضطجع في ظلها قد أيس مِنْ راحلته ، فبينما هو كذلك إذ هو بها قائمة عنده ، فأخذ بخطامها ثم قال مِنْ شدة الفرح : اللَّهم أنت عبدي وأنا ربك ، أخطأ مِنْ شدة الفرح  
Allah sangat bahagia dengan taubatnya hamba-Nya saat ia bertaubat kepada-Nya dari pada salah seorang dari kalian yang menaiki binatang tunggangannya di padang pasir, lalu binatang tersebut lepas termasuk persediaan makanan dan minumannya, lalu orang tersebut berputus asa untuk menemukannya, lalu ia mendekati sebuah pohon berbaring di bawah naungannya dalam kondisi putus asa untuk menemukan hewan tunggangannya, dalam kondisi seperti itulah tiba-tiba hewan tunggangannya berdiri di sebelahnya, seraya memegang tali kendalinya lalu berkata karena sangat merasa bahagia: “Ya Allah Engkau adalah hambaku, dan aku adalah tuhan-Mu”, ia melakukan kesalahan karena sangat bahagia”.
Dan dari Abu Musa Abdullah bin Qais Al Asy’ari –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
  إن اللَّه تعالى يبسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار ، ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل حتى تطلع الشمس مِنْ مغربها 
“Sungguh Allah –Ta’ala- mengulurkan tangan-Nya pada malam hari agar pelaku kejahatan pada siang hari bertaubat, dan mengulurkan tangan-Nya pada siang hari agar pelaku kejahatan pada malam hari bertaubat sampai matahari terbit dari sebelah barat”. (HR. Muslim)
Dan dari Abu Abdirrahman bin Umar bin Khattab –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
  إن اللَّه عَزَّ وَجَلَّ يقبل توبة العبد ما لم يغرغر 
“Sungguh Allah –‘Azza wa Jalla- menerima taubat seorang hamba selama nyawanya belum sampai tenggorokan”. (HR. Tirmidzi)
Keberkahan taubat itu bisa datang cepat atau lambat, nampak dan tidak nampak, pahala bertaubat adalah kesucian hati, terhapusnya keburukan, dilipat gandakannya kebaikan, Allah –Ta’ala- berfirman:
  يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ يَوْمَ لا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ 
 “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. At Tahrim: 8)
Pahala bertaubat juga berupa kehidupan yang baik yang dinaungi iman, qana’ah (kecukupan), ridho, tuma’ninah, ketenangan, lapang dada, Allah –Ta’ala- berfirman:
  وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعاً حَسَناً إِلَى أَجَلٍ مُسَمّىً وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ 
“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu, mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya”. (QS. Huud: 3)
Pahala bertaubat juga berupa turunnya keberkahan dari langit, keberkahan dari bumi juga nampak, luasnya harta dan banyaknya anak, berkah meraih hasil, badan sehat, terjaga dari banyak bencana, Allah –Ta’ala- berfirman tentang Huud –‘alaihis salam
  وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَاراً وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
 “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (QS. Huud: 52)

Jangan pernah berfikir bahwa Alloh tidak akan menerima tobat kita karena besar serta banyaknya dosa yang kita memiliki.Setiap orang yang bertaubat kepada Allah, maka Allah akan menerima taubatnya. Kelompok orang-orang yang bertaubat akan terus bergerak pada relnya menuju Allah tidak akan terputus sampai matahari terbit dari barat.

Dan bagi orang-orang yang bertobat dengan taubataasuha maka baginya seperti bayi yang baru keluar dari rahim ibunya yaitu suci.

Senin, 01 April 2019

6 kunci syurga




.


 Setelah mausia mengalami kematian, yang mana pada saat itu manusia berada dialam barzakh manusia akan menempati alam kelima (yang setelah melewati alam- alam sebelumnya yaitu yang pertama; alam azali, yang kedua; alam rahim, alam ketiga; alam dunia, dan yang keempat; alam barzakh ) atau alam terakhir, yaitu alam akherat. dimana alam akherat ini terbagi menjadi dua yaitu neraka bagi orang orang kafir dan syurga bagi orang islam dan beriman kepada allah dan rasulNya.

Tentunya juga semua orang menginginkan beristirahat diperistirahatan terakhir ditempat yang penuh dengan kenkmatan, tempat dimana tidak ada lagi masalah, semua yang keinginan bisa didapatkan dengan mudah, tempat yang abadi, apalagi jika bukan syurga fii ridhollahu ta"ala anhu.
selagi kita masih mengaku sebagai umat nabi muhammad salallahu alaihi wasallam. insya allah bisa masuk ke syura bersama sama. karena nabi muhammad salallahu alaihi wasallam pernah bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى” قَالُوا: “يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى؟” قَالَ: “مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى”.

"seluruh umatku akan mauk surga kecuali yang enggan". para sahabat bertanya," wahai rasulullah, siapakah yagenggan masuk surga?" . beliau menjawab " barang siapa yangtaat kepadaku maka ia akan masuk surga, dan barang siapa yan tidak mentaatiku berarti ia telah enggan (untuk masuk surga)". (HR.Bukhari dan abu hurairah RA).

Tapi tidak semua orang yang menginginkanya bisa masuk kedalamnya. karena kita harus memliki kuncinya yang apabila telah kita dapatkan didunia niscaya surga menjadi milknya, dan sebaliknya yang tidak bisa mendapat kuncinya didunia ia tidak akan menemui suga.

kuni kunci tersebut ada 6 yang diuqil dari ta nashoihul ibad;

عن علي رضي الله  عنه وكرم وجهه انه قال: من جمع ستة خصال لم يدع تتجنة  مطلبا  ولا عن  النار مهربا

Dari sohabat Ali radiallahu anhu karamallahu wajhah "barang siapa yang mengumpulkan 6 perkara maka ia tidak akan meninggalkan surga dan bukan pula neraka tempat kembalinya ".

6 perkara tersebut adalah:

1.  kenali ALLAH
Dialah yang maha pencipta, maha pemberi rizki, maha menghidupkan dan maha mematikan. jika kita sudah mengenal siapa itu Allah maka kita akan menjadi orang yang taat (melaksanakan perintahnya dan menjauh larangannya )

2. kenali syetan
bahwa dia adalah musuh kita, maka jika kita sudah mngenalnya kita tidak akan menuruti perintahnya

3. kenali akhirat
bahwa akhirat adalah  desa atau tempat dimana kita akan kekal didalamnya .
jika kita sudah mengenal akhirat maka kita akan mempersiapkan  bekal untuk bisa tinggal didalamnya dengan persiapan yang sebaik-baiknya.

4. kenali dunia
bahwa dunia hanyalah tempat tinggal sementara.
jika kita sudah mengenal duniamaka nkita tidak akan mengejarnya, kecuali sekedar untuk bekal menuju akhirat.

5. kenali perkara حق
yitu perkara kebenaran secara hukum.
maka kita akan mengikutinya,dan mengerjakan perkara حق tersebut.

6. kenali perkara باطل
yaitu perkara yang secara hukum tidak sah (bukan perkara kebenaran ).
maka kita akan menjauhinya, dan tidak mau mengerjakan perkara tersebut.