Karangmangu, Plompong, Sirampog, Brebes – 15 Februari 2025
Pondok Pesantren Nurul Ihsan, yang berlokasi di Karangmangu, Plompong, Sirampog, Brebes, kembali menggelar ujian hafalan Al-Qur’an sebagai bagian dari evaluasi rutin bagi para santri. Ujian kali ini menerapkan metode sekali duduk, yang mengharuskan para peserta menyetorkan hafalannya secara penuh tanpa jeda panjang.
Ujian ini menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan santri dalam menjaga hafalan mereka. Dengan berbagai tingkatan hafalan, mulai dari 2 juz, 5 juz, hingga 18 juz, para peserta harus mampu menunjukkan kelancaran dan ketepatan dalam membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an di hadapan para penguji.
Santri Capai Hafalan Hingga 18 Juz
Para santri menunjukkan pencapaian luar biasa dalam ujian ini. Ada yang menghafal 4 juz, 15 juz, hingga 18 juz. Dengan format ujian sekali duduk, mereka harus mampu menjaga fokus dan kelancaran hafalan dalam satu waktu.
Salah satu santriwati, Nila nur amalia (17), yang telah menghafal 18 juz, mengaku bahwa ujian kali ini sangat menantang. "Biasanya saya menghafal per sesi, tetapi kali ini harus menyetorkan banyak juz tanpa berhenti lama. Alhamdulillah, dengan bimbingan para ustadzah dan muroja'ah yang konsisten, saya bisa melewati ujian ini," ujarnya.
Selain itu, santri lain, Muhammad Hendra (20), yang telah mencapai 13 juz, merasa bahwa ujian ini sangat bermanfaat dalam menjaga hafalan. "Dengan metode sekali duduk, saya merasa hafalan saya lebih kuat dan terasah. Tantangannya adalah bagaimana tetap fokus dan tidak kehilangan konsentrasi dalam waktu yang lama," katanya.
Sambutan Pengasuh Pesantren, Gus Uli Hasby
Dalam sambutannya, Gus Uli Hasby, selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ihsan, menekankan bahwa ujian bukanlah tujuan akhir dalam belajar, melainkan bagian dari perjalanan panjang dalam mempelajari memahami dan mengamalkan Al-Qur’an.
"Ujian ini merupakan salah satu proses belajar. Jangan sampai kita belajar hanya untuk ujian, tetapi jadikan belajar sebagai bagian dari kehidupan. Menghafal Al-Qur'an bukan hanya tentang mengingat ayat-ayat, tetapi juga memahami, mengamalkan, dan menjadikannya pedoman dalam kehidupan sehari-hari," ujar beliau.
Gus Uli Hasby juga menambahkan bahwa hafalan yang kuat harus dibarengi dengan kesungguhan hati, niat yang lurus, serta pengamalan nilai-nilai Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Metode Ujian Hafalan Sekali Duduk
Format ujian sekali duduk ini menguji daya ingat, konsentrasi, serta ketahanan mental santri dalam menyelesaikan hafalannya tanpa jeda panjang.
Tahapan ujian meliputi:
- Penyetoran Hafalan Langsung – Santri menyetorkan hafalannya secara penuh dalam satu waktu tanpa jeda panjang.
- Ujian Acak Ayat – Penguji akan menyebutkan ayat dari berbagai bagian yang telah dihafalkan, dan santri harus mampu melanjutkan bacaan dengan tepat.
Dengan metode ini, santri tidak hanya diuji dari segi hafalan, tetapi juga kesabaran, ketekunan, dan daya tahan dalam menjaga hafalannya.
Dukungan dan Motivasi dari Para Ustaz
Para ustaz di Pondok Pesantren Nurul Ihsan turut memberikan bimbingan serta motivasi kepada santri agar tetap semangat dalam menjalani ujian ini. Ning Farida Su'ada, salah satu pembimbing tahfiz, mengungkapkan bahwa kesuksesan dalam menghafal Al-Qur'an tidak hanya bergantung pada kemampuan mengingat, tetapi juga keistiqamahan dalam mengulang hafalan serta doa yang tulus.
"Santri yang berhasil menghafal Al-Qur’an dalam jumlah banyak biasanya memiliki kedisiplinan yang tinggi dan kebiasaan mengulang hafalan secara rutin. Metode sekali duduk ini membantu mereka untuk semakin memperkuat hafalan," jelasnya.
Penghargaan bagi Santri Berprestasi
Sebagai bentuk apresiasi, Pondok Pesantren Nurul Ihsan memberikan sertifikat tahfiz bagi santri yang berhasil menyelesaikan ujian dengan hasil terbaik. Selain itu, santri yang mencapai hafalan 18 juz mendapatkan penghargaan khusus sebagai motivasi agar mereka terus melanjutkan hafalannya hingga 30 juz.
"Kami berharap para santri tidak berhenti sampai di sini. Hafalan yang telah mereka capai harus terus dijaga dan ditingkatkan, karena menghafal Al-Qur’an adalah proses seumur hidup," ujar Gus Uli Hasby.
Program Lanjutan dan Harapan ke Depan
Ke depan, Pondok Pesantren Nurul Ihsan akan terus mengembangkan program tahfiz, termasuk:
✅ Mukhayyam Al-Qur’an (perkemahan tahfiz) untuk memperkuat hafalan santri.
✅ Program muraja’ah intensif untuk menjaga hafalan yang telah dimiliki.
✅ Pelatihan sanad dan tahsin bagi santri yang ingin mendalami bacaan Al-Qur’an lebih lanjut.
Dengan adanya program ini, diharapkan Pondok Pesantren Nurul Ihsan dapat mencetak generasi Qur’ani yang tidak hanya hafal, tetapi juga memahami dan mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar