Umar bin khotob yang merupakan salah satu sohabat dari sekian para sohabat nabi yang sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaa dan kejayan islam di muka bumi ini. ternyata umar bin khotob sendiri punya cara sendiri saat di marahi sang istri
suatu hari ada seorang pemuda,dia sedang ada masalah dengan sang istri.kemudian dia mencari solusi dengan mengadukan masalahnya kepada sayyidina umar tentang kelakuan sang istri,namun sesampainya tepat di sisi pintu rumah sayidina umar,pemuda itu berhenti, seketika termenung mendengar sayidina umar sedang di marahi sang istri sementara sayidina umar hanya diam dan cenderung pasif.
Setelah mendengar kajadian itu,sang pemuda mengurungkan niatnya itu dan mulai beranjak pulang. pemuda itu berfikir jika keadaan amirul mu’minin seperti itu ,bagaimana dengan diriku…..
Tak lama kemudian sayidina umar keluar dan melihat pemuda itu pergi namun umar memenggilnya
sayidina umar : ada perlu apa kau kemari
Pemuda :wahai amirul mu’minin,sebenarnya aku kemari hendak mengadukan kelakuan istriku yang sering marah padaku,tapi aku mendengar hal yang sama pada istri tuan
ayidina umar :wahai kawanku biarkanlah, aku tetap sabar menghadapinya karena itu sudah menjadi tanggunganku,aku merasa apa yang istriku lakukan itu hal yang benar, dialah yang selalu mengurusi segala keperluanku,menyiapkan makan untukku ,mencucikan bajuku,dan merawat anakku padahal semua itu bukan kewajiban istriku,disamping itu(sambung umar) hatiku merasa senang dan tenang untuk tidak melakukan perbuata maksiat,karena itulah aku sangat sayang pada istriku dan tetap sabar atas perlakuan ustrikuPemuda : wahai amirul mu’minin istriku juga demikian
Sayidina umar: oleh karena itu bersikaplah sabar wahai kawanku ini hanyalah sebentar.
Begitulah cara sayidina umar saat di marahi sang istri yang semuanya di hadapinya dengan rasa sabar dan lemah lembut dan dangan penuh rasa kasadaran akan cinta sayidina umar pada sang istri
suatu hari ada seorang pemuda,dia sedang ada masalah dengan sang istri.kemudian dia mencari solusi dengan mengadukan masalahnya kepada sayyidina umar tentang kelakuan sang istri,namun sesampainya tepat di sisi pintu rumah sayidina umar,pemuda itu berhenti, seketika termenung mendengar sayidina umar sedang di marahi sang istri sementara sayidina umar hanya diam dan cenderung pasif.
Setelah mendengar kajadian itu,sang pemuda mengurungkan niatnya itu dan mulai beranjak pulang. pemuda itu berfikir jika keadaan amirul mu’minin seperti itu ,bagaimana dengan diriku…..
Tak lama kemudian sayidina umar keluar dan melihat pemuda itu pergi namun umar memenggilnya
sayidina umar : ada perlu apa kau kemari
Pemuda :wahai amirul mu’minin,sebenarnya aku kemari hendak mengadukan kelakuan istriku yang sering marah padaku,tapi aku mendengar hal yang sama pada istri tuan
ayidina umar :wahai kawanku biarkanlah, aku tetap sabar menghadapinya karena itu sudah menjadi tanggunganku,aku merasa apa yang istriku lakukan itu hal yang benar, dialah yang selalu mengurusi segala keperluanku,menyiapkan makan untukku ,mencucikan bajuku,dan merawat anakku padahal semua itu bukan kewajiban istriku,disamping itu(sambung umar) hatiku merasa senang dan tenang untuk tidak melakukan perbuata maksiat,karena itulah aku sangat sayang pada istriku dan tetap sabar atas perlakuan ustrikuPemuda : wahai amirul mu’minin istriku juga demikian
Sayidina umar: oleh karena itu bersikaplah sabar wahai kawanku ini hanyalah sebentar.
Begitulah cara sayidina umar saat di marahi sang istri yang semuanya di hadapinya dengan rasa sabar dan lemah lembut dan dangan penuh rasa kasadaran akan cinta sayidina umar pada sang istri