10 keutamaan Ilmu Dibandingkan Harta,
Kisah Perdebatan Sahabat Ali dan Kaum Khawarij
Dari Ibrahim dari Al qamah dari abdulloh bin mas’ud ra. Berkata Rosululloh saw bersabda : “Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu yang diambil manfaatnya di akhiratnya dan di dunianya , maka Alloh memberikan kebaikan kebaikan kepadanya lebih baik dari umur dunia tujuh tahun yang siangnya dipuasai dan di shalati malamnya lagi diterima oleh Alloh tidak tertolak.”
Dari Ibrahim dari al qamah
dari abdulloh ra. Berkata : Rosululloh saw bersabda “ Membaca Al –Qur’an
adalah amal orang-orang yang tercukupi,shalat adalah amal orang-orang yang
lemah,puasa adalah amal orang-orang yang faqir , tasbih adalah amalan para
wanita, sedekah adalah amal orang-orang dermawan dan berfikir adalah amal
orang-orang lemah. Maukah aku tunjukan kepadamu tentang ama orang-orang yang
kuat ? “ Ditanyakan pada para sahabat
: “Wahai Rosululloh apakah amal
orang-orang yang kuat itu ? “ Rosululloh bersabda : “yaitu menuntut ilmu ,
karena ilmu adalah cahaya orang mu’min di dunia dan akhirat “.
Pada suatu ketika Rosululloh saw bersabda :
انا مدينة الم وعلي بابها
Artinya : “Aku adalah kota (gudang) ilmu ,sedangkan Ali
adalah pintu gerbangnya “.
Setelah mendengar sabda nabi tersebur , maka timbulah
kedengkian kaum khawarij terhadap Sayidina Ali ra . Lalu mereka melakukan
perundingan yang terdiri dari 10 orang pemuka kaum khawarij untuk mencoba
menjajagi kecerdikan dan ketangkasan Ali
ra . mereka berkata “Mari kita tanyakan satu masalah saja kepada Ali,kita lihat
bagaimana dia akan menjawabnya. Kalau satu masalah ini dijawab dengan jawaban
yang tidak sama , maka benarlah dia benar-benar seorang ‘alim yang cerdik
sebagaimana yang disabdakan oleh nabi saw. Tersebut”.
Satu per satu Sepuluh orang itu terus menuju ketempat Ali
ra. Adapun satu masalah yang di tanyakan
adalah :
يا علي , العلم افضل ا م المال ؟
Artinya :
“wahai Ali,
lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Demikian masalah yang ditanyakan , lalu mulailah bergantian
satu persatu menanyakan.
Pertama
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra :“Ilmu lebih utama dari pada harta.
Sebab ilmu merupakan pusaka para nabi, sedangkan harta adalah warisan
fir’aun ,Qorun dan lainnya”
Kedua
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”
Ali ra : “Ilmu lebih utama dari pada harta,
sebab ilmu dapat menjaga kamu, sedangkan harta, kamulah yang menjaganya”.
Ketiga
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra : “Ilmu lebih utama dari pada harta.
Sebab orang karya harta banyak musuhnya,
sedangkan orang yang kaya ilmu ,
banyak sahabatnya”.
Keempat
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”
Ali ra “Ilmu lebih utama dari pada harta,
sebab harta kalau dibelanjakan menjadi berkurang, sedangkan ilmu kalau
diberikan malah akan bertambah.
Kelima
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra : “Ilmu lebih utama dari pada harta,
sebab orang yang banyak harta dipanggil dengan sebutan bakhil, sedangkan orang
yang banyak ilmunya disebut agung.
Keenam
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra : “Ilmu lebih utama dari pada harta,
sebab ilmu tidak perlu penjagaan dari pencuri, sedangkan harta harus di jaga
dari pencuri”.
Ketujuh
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra : “Ilmu lebih utama dari pada harta,
sebab pada hari kiamat orang yang banyak harta pasti akan di hisab, sedangkan
orang yang berilmu , ilmunya dapat memberikan syafaat pada hari kiamat”.
Kedelapan
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra : “Ilmu lebih utama dari pada harta,
sebab lamanya pengangguran dalam melewatkan waktu, harta dapat rusak dan habis,
sedangkan ilmu tidak akan rusak dan tidak akan habis”.
Kesembilan
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”.
Ali ra : “Ilmu lebih utama dari pada harta,
sebab harta dapat menjadikan padatnya
perasaan, sedangkan ilmu dapat menerangi hati”.
Kesepuluh
Khowarij : “Lebih
utama mana ilmu dengan harta?”
Ali ra : “Ilmu lebih utama dari pada harta,
sebab orang yang memiliki harta, maka
dengan harta ia sering mengaku sifat ketuhanan, sedangkan orang yang berilmu dapat merealisir ibadah”.
Setelah kesepuluh
orang khowarij itu selesai bertanya,
lalu Ali ra. Berkata : “Andaikata mereka bertanya kepadaku dari satu masalah
itu, tetap saya jawab dengan jawaban yang berbeda selama saya masih hidup”. Dan akhirnya mereka (kaum khowarij) menghadap
kepada Ali ra. Mereka menyerah dan sangat mengakui kecerdikan dan kecerdasan Sayidina Ali Karomallohu wajhah .